.jpg)
Kata orang 80% uang di Indonesia beredar di Jakarta dan 60% uang di Jakarta beredar di segitiga emas. Kalau ada Herfindahl index untuk jumlah uang beredar mungkin nilainya sudah 95%.Modal transportasi favorit bagi warga urban umumnya (selain kendaraan pribadi) adalah KRL, bis, angkot, dan metromini. Belakangan banyak muncul omprengan-omprengan gelap yang ironisnya justru terasa lebih nyaman daripada sarana transportasi umum yang resmi walaupun biayanya lebih mahal.
Sejak beberapa tahun yang lalu Pemda DKI Jakarta meluncurkan TransJakarta yang biasa disebut orang busway. Awalnya saya cukup terkesan dengan moda transportasi baru ini. Tempat duduk yang bersebelahan (bukan menghadap ke depan seperti biasa), membuat saya merasa naik shuttle bus di Cengkareng. Adanya jalur khusus yang disediakan untuk TransJakarta ditambah dengan AC dan petugas keamanan di atas bis menjadikan busway menjadi calon modal transportasi favorit saya. Semakin lama ternyata kok jumlah bisnya mulai terasa tidak memadai. Saat saya pulang dari kantor paman, saya harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan bis karena bisnya sudah penuh dan hanya bisa mengangkut 1-2 penumpang tambahan di setiap halte L. Pudar sudah harapan saya.
Akhirnya saya kembali naik mobil dan berhaha-hihi (mulai stress) menikmati macetnya Jakarta. Saya membayangkan berapa besar pemborosan yang terjadi karena kemacetan ini. Belum lagi hilangnya quality time bersama keluarga.