1.Pengertian
Alinea(Paragraf)
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu
kompak, saling berkaitan
mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang
kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang
dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap
sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang idealjika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Syarat pembentukan Alinea(Paragraf)
Paragraf yang efektif harus
memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1) Kesatuan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai
kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok
,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang
menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu
terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2) Kepaduan paragraf
Seperti halnya kalimat efektif ,
dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau koherensi. Kepaduan
paragraf akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus dan lancerserta logis. Untuk
itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung
dapat dimanfaatkan. Selengkapnya mengenai syarat
paragraf.
·
Macam-macam alinea
Paragraf memiliki banyak
ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain
berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya,
menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
1) Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan
utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah
keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting.
Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri
bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan
atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak
kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang
menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang
terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat
dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang
jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita
sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau
tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang
penyakit."
Contoh paragraf deduktif
" Orang yang sukses adalah orang yang mampu
menangkap sebuah peluang dan memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu
keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang itulah yang menghantar
Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung, sampai
kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling yang memberikan pelayanan
“door to door”.
B. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok
ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu
paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok
pembicaraan.
Contohnya:
" Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1
hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik
Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada
kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka
memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep,
175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa
Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.
Contoh paragraf induktif ."
" Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas
disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak
orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat
juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka
seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir
kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi
terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat
dan pemerintah setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan
cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di
sekitarnya."
C. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di
tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf
deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau
menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan
rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama
menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang
diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan
ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha
membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan
rakyat."
D. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang
membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus
menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat
sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian
bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar
lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar
lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang
sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."
2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah paragraf dapat
bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta
sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan
isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf
adalah pekerjaan mengarang juga.
o Paragraf Persuasif :
adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau
mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan
iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi
umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan.
Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh :
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari
banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di
buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita
masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.
o Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf
membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh :
“Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang
diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru.
Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 –
2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil
HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 20010.”
o Paragraf naratif : adalah
isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh : “
Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat
perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini,
Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan
mereka.”
o Paragraf deskritif : adalah paragraf
yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh :
“Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa
pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg.
Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan
LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur
I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.
o Paragraf eksposisi :
adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat
Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP
(1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978
Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa
Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana
Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof.
Dr. A. Teeuw”.
3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf
dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1) Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat
aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka
harus di fungsikan untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi
seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi
tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat
penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk
yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokok pembicaraan
3. pendapat atau pernyataan seseorang
4. uraian tentang pengalaman pribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.
2) Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok
pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea
pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf
berikutnya
4. meringkas paragraf sebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3)Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan
bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan
pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup
dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal
sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh
terlslu psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau
simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan
paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya
Pengembangan paragraf sangat
berkaitan erat dengan posisi
kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama
pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang
merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf
yang lainnya.
Selain kalimat topik,
pengembangan paragraf berhubungan pula dengan
fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf
pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan
metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling
berbeda .
Metode pengembangan paragraf akan
bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti
digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan
naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut
barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap
paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang
terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum
dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang
dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode
umum khusus, dan metode klasifikasi.
2.Metode pengembangan Alinea
Didalam mengarang, keenam
metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai
dengan keperluan mengarang si penulisnya.
1) Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi
adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk
dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan
klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang
perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau
istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu
2) Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan
memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini
merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam
waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis).
Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya.
Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses
peristiwa sejarah.
3) Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh
dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang
memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.
4) Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau
akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat
yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode
kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran
manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan
yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni
atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5) Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan
khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar
tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode
ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan
urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling
banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam
media massa.
6) Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan
benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk,
ukuran, dan lain-lain, cara yang
paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan
khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan.
Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan.
Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau
paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
PERDAGANGAN
MANUSIA
(dikeluarkan oleh
Kantor Pengawasan dan Pemberantasan Perdagangan Manusia
DEPARTEMEN LUAR NEGERI AS)
Tidak ada negara yang kebal
terhadap perdagangan manusia. Setiap tahunnya, diperkirakan 600.000 – 800.000
laki-laki, perempuan, dan anak-anak diperdagangkan menyeberangi
perbatasan-perbatasan internasional dan perdagangan terus-berkembang. Angka ini
merupakan tambahan untuk angka lain yang jauh lebih tinggi yang belum dapat
dipastikan jumlahnya. Para korban dipaksa untuk bekerja di tempat pelacuran, di
tambang-tambang, dan di tempat kerja buruh berupah rendah. Mereka dipaksa untuk
bekerja sebagai pelayan rumah, sebagai prajurit di bawah umur, atau dalam
bentuk perbbudakan di luar kemauan mereka. Pemerintah AS memperkirakan bahwa
lebih dari separuh dari korban yang diperdagangkan secara internasional
diperjualbelikan untuk eksploitasi seksual.
Berjuta-juta
korban diperdagangkan di dalam negaranya sendiri. Didorong oleh unsur-unsur
kriminal, penderitaan ekonomi, pemerintahan yang korup, kekacauan sosial,
ketidakstabilan politik,
bencana alam, dan tenaga kerja yang murah dan rentan. Selain itu, keuntungan
yang didapat dari perdagangan manusia digunakan untuk sindikat kejahatan
internasional, membantu perkembangan
korupsi pemerintah, dan meruntuhkan peranan hukum. Amerika Serikat
memperkirakan bahwa keuntungan dari perdagangan manusia merupakan salaj satu
dari tiga sumber pendapatan teratas bagi kejahatan terorganisir setelah
perdagangan narkotika dan perdagangan senjata.
Perbudakan
modern merupakan ancaman multidimensi bagi semua bangsa. Selain penderitaan
individu akibat pelanggaran hal asasi manusia, keterkaitan antara perdagangan
manusia dengan kejahatan terorganisir serta ancaman-ancaman keamanan sangat serius, seperti perdagangan
obat-obatan terlarang dan senjata, menjadi semakin jelas. Begitu pula dengan
keprihatinan kesehatan masyarakat yang serius karena banyak korban mengidap
penyakit, baik akibat kondisi hidup yang miskin maupun akibat dipaksa melakukan
hubungan seks, dan diperdagangkan ke komunitas-komunitas baru. Sebuah negara
yang memilih untuk mengebelakangkan masalah perdagangan manusianya,
membahayakan bangsanya sendiri. Tindakan cepat sangat dibutuhkan.
Salah
satu aspek perbudakan modern yang memprihatinkan adalah dijadikannya kehidupan
manusia sebagai komoditi perdagangan: penempatan nilai moneter pada kehidupan
seorang wanita, pria, atau anak-anak. Di rumah pelacuran di India atau di kamp
perbudakan di Sudan, sebuah harga diberikan atas kebebasan seorang korban.
Organisasi atau individu yang mencoba untuk menyelamatkan para korban terkadang
harus memilih membeli kebebasan mereka. Dengan membayar tebusan, hasil segera
diperoleh. Seorang korban dibebaskan dari ikatan perbudakan. Namun,
implikasi praktek
ini menjadi semakin rumit. Pelaku perdagangan, dengan menggunakan pendapatan
hasil penjualan, dapat menemukan korban-korban baru untuk memberikan pelayanan
yang sama. Sulit untuk menetapkan apakah terjadi pengurangan jumlah korban atau
tidak.
Cara yang
efektif untuk mendapatkan kebebasan korban adalah melalui penerapan hukum :
menuntut pertanggungjawaban para pelaku perdagangan dan pelaku eksploitasi yang
memperjualbelikan korban dengan menggunakan sistem peradilan pidana. Melalui
penggerebekan yang menyelamatkan para korban tanpa kompensasi biaya, dan menahan
mereka yang melakukan perbudakan, alat-alat peradilan mencabut harga yang
tinggi dari para pelaku perdagangan kejam ini. Penerapan hukum pidana juga
memberikan masyarakat suatu rasa keadilan, yang juga menjadi alasa mengapa
hukum AS menempatkan prioritasnya pada pemerintahan yang mempidanakan dan
menghukum bentuk-bentuk perdagangan manusia.
Korupsi
pemerintah merupakan rintangan utama dalam memerangi perdagangan manusia di
banyak negara. Skala korupsi pemerintah yang terkait dengan perdagangan manusia
dapat meliputi perdagangan yang dilokalisir hingga yang bersifat endemis.
Negara-negara yang menghadapi korupsi seperti itu perlu membangun alat-alat
yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa praktik antikorupsi
yang telah digunakan secara efektif oleh negara-negara Eropa Tengah dan Eropa
Timur untuk mendukung perlawanan terhadap perdagangan manusia, antara lain
melakukan pengujian psikologis terhadap para pegawai pelaksanaan hukum;
memeriksa kepemilikan dan uang tunai pribadi para pejabat secara acak;
memberikan penghargaan insentif kinerja; mewajibkan pengambilan sumpah jabatan;
dan mengadakan pemeriksaan administratif secara rutin.
Protokol
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencegah, menekan, dan menghukum perdagangan
manusia, khususnya pada wanita dan anak-anak, mendefinisikan perdagangan
manusia sebagai: perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau
penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau
bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan, penipuan, pembohongan, atau
penyalahgunaan kekuasaan, posisi rentan, atau memberi dan menerima pembayaran,
atau memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari seseorang
yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk,
paling tidak, eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau bentuk-bentuk lain
dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau
praktik-praktik serupa perbudakan, penghambaan atau pengambilan organ tubuh.
Para
korban perdagangan manusia mengalami banyak hal yang mengerikan. Luka fisik dan
psikologis, termasuk penyakit dan pertumbuhan yang terhambat, seringkali
meninggalkan pengaruh permanen yangmengasingkan para korban dari keluarga dan
masyrakat mereka. Para korban perdagangan menusia seringkali kehilangan
kesempatan penting mereka untuk mengalami perkembangan sosial, moral da
spiritual. Dalam banyak kasus, eksploitasi pada korbanperdangan manusia terus
meningkat: seorang anak yang diperjualbelikan dari satu kerja paksa dapat terus
diperlakukan dengan kejam di tempat lain. Di Nepal, para anak gadis yang
direkrut untuk bekerja di pabrik-pabrik karpet, hotel-hotel dan restoran
kemudian dipaksa untuk bekerja dalam industri seks di India.
Para
korban yang dipaksa dalam perbudakan seks seringkali dibius dengan obat-obatan
dan menderita kekerasan yang luar biasa. Para korban yang diperjualbelikan
untuk eksploitasi seksual menderita cedera fisik dan emosional akibat kegiatan
seksual yang belum waktunya, diperlakukan dengan kasar, dan menderita
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks, termasuk HIV/AIDS.
Beberapa korban menderita cedera permanen pada orga reproduksi mereka. Selain
itu, korban biasanya diperdagangkan di lokasi yang bahasanya tidak mereka
pahami, yang menambah cedera psikologis akibat isolasi dan dominasi. Ironisnya,
kemampuan manusia untuk menahan penderitaan yang amat buruk dan terampasnya
hak-hak mereka malah membuat banyak korban yang dijebak terus bekerja sambil
berharap akhirnya mendapatkan kebebasan.
Perdagangan
manusia adalah Pelanggaran Hak Asasi
Manusia, pada dasarnya, perdagangan manusia melanggar hak asasi universal
menusia untuk hidup, merdeka, dan bebas dari semua bentuk perbudakan.
Perdagangan anak-anak merusak kebutuhan dasar seorang anak untuk tumbuh dalam
lingkungan yang aman dan merusak hak untuk bebas dari kekerasan dan eksploitasi
seksual.
·
Inti kalimatnya
Gagasan / ide pokoknya
Tidak ada negara yang kebal
terhadap perdagangan manusia. Setiap tahunnya, diperkirakan 600.000 – 800.000
laki-laki, perempuan, dan anak-anak diperdagangkan menyeberangi
perbatasan-perbatasan internasional dan perdagangan terus-berkembang. Angka ini
merupakan tambahan untuk angka lain yang jauh lebih tinggi yang belum dapat
dipastikan jumlahnya. Para korban dipaksa untuk bekerja di tempat pelacuran, di
tambang-tambang, dan di tempat kerja buruh berupah rendah. Mereka dipaksa untuk
bekerja sebagai pelayan rumah, sebagai prajurit di bawah umur, atau dalam
bentuk perbbudakan di luar kemauan mereka.
Kalimat
topik
Setiap tahunnya,
diperkirakan 600.000 – 800.000 laki-laki, perempuan, dan anak-anak
diperdagangkan menyeberangi perbatasan-perbatasan internasional dan perdagangan
terus-berkembang. Angka ini merupakan tambahan untuk angka lain yang jauh lebih
tinggi yang belum dapat dipastikan jumlahnya. Para korban dipaksa untuk bekerja
di tempat pelacuran, di tambang-tambang, dan di tempat kerja buruh berupah
rendah. Mereka dipaksa untuk bekerja sebagai pelayan rumah, sebagai prajurit di
bawah umur, atau dalam bentuk perbbudakan di luar kemauan mereka.
Gagasan / kalimat penjelas
pada
dasarnya, perdagangan manusia melanggar hak asasi universal menusia untuk
hidup, merdeka, dan bebas dari semua bentuk perbudakan. Perdagangan anak-anak
merusak kebutuhan dasar seorang anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman
dan merusak hak untuk bebas dari kekerasan dan eksploitasi seksual.
Sumber
berita: (dikutip dari http://jakarta.usembassy.gov,)